Minggu, 28 Februari 2010

Karenamu!


Karenamu,
Sudah tentu!
Engkau yang membelai hatiku menjadi rindu
Engkau yang melukisi mataku tak lagi hitam, tapi membiru dan hijau
Engkau yang membisikkan doa dan bukan pujian

Ah,
Kenapa waktu seperti terpasung
Sedangkan kita ingin bergegas
Saling menjemput dengan tangan terentang
Membukakan hati yang dipenuhi cawan kerinduan

Karenamu, begitu katamu,
Karenamu, lalu begitu kataku

Ini kali, hanya ingin berujar jujur,
cinta ini sudah terlalu....

Inilah Rumah Kami: Saya Ingin Jadi Presiden

Inilah Rumah Kami: Saya Ingin Jadi Presiden

Inilah Rumah Kami: Sruputt! Segarnya Kunyit Asem

Inilah Rumah Kami: Sruputt! Segarnya Kunyit Asem

Sruputt! Segarnya Kunyit Asem


Setelah "ngrumpi" makanan, giliran minuman favorit layak untuk di perbincangkan. Hehehehe... Bagi kami, selain kopi; tubruk, mix dan jahe, kunyit asem juga menjadi pilihan menyegarkan.

Minuman yang bahan dasarnya kalo enggak salah (pasti bener. hehehe) terbuat dari daun sinom dan asem itu mudah diperoleh. Mbok-mbok jamu gendhong biasanya "menyelipkan" minuman ini disamping jamu "berat" lainnya; Paitan, Beras Kencur, Lempuyang dsb. Kunir asem diminum setelah jejamuan yang rasanya pahit. Hehehhe.

Di swalayan juga banyak kunyit asem instan berbagai merek yang dikemas dalam wadah kotak. Dijual dalam kondisi dingin. Ini juga langsung diminum. Di Jogja, kunyit asem juga banyak dijajakan mas-mas bawa gerobak jamu. Banyak dijumpai di kawasan bunderan UGM. Kunyit asem dijual bersama "teman-teman"-nya; Gula Asem dan Beras Kencur. Diminum pas siang hari bolong, wah rasanya kayak minum air surga. Hehehehee. Tapi buat yang tenggorokannya agak-agak "sensi", sebaiknya siy tidak usah coba-coba minum. Takutnya tar "serik" dan batuk. Karena kebanyakan gula yang dipake bukan gula murni alias 1000 manis.

Nah kalo kunyit asem favorit kami, tak lain tak bukan, (lagi-lagi) kunyit asem serbuk. Hehehehe.. Dikemas plastik mungil seukuran jempol plus dengan asem jawa yang juga dikemas dalam plastik. Untuk menikmati secangkir kunyit asem, cukup dengan menyeduh serbuk ini dengan air hangat. Aroma kunyit plus asem menguar ketika sendok teh mengaduk butiran serbuk ini. Biasanya kami membubuhkan sedikit gula untuk menambah rasa manis.

Selain menyegarkan badan, minuman ini juga berkhasiat untuk meredakan rasa sakit atau kram perut yang biasa dialami oleh perempuan menjelang haid. Di samping untuk mengurangi aroma badan yang kurang oke. Sempet denger juga siy, kalo kunyit asem juga untuk menjaga badan agar tetap langsing. Hehehehhe.

Sruputt!!!! Segarnya.....


Salam segar,

Saya Ingin Jadi Presiden


WOW! Ternyata sejak kecil, presiden Amerika, Barack Obama, sudah bercita-cita jadi presiden. Tadi pagi-pagi, pas lihat Seputar Indonesia pagi, ada liputan khusus mengenai Obama.

Apalagi kalau bukan seputar masa kecil presiden pertama AS yang berkulit hitam itu. Ceritanya ketika Obama bersekolah di SD Asisi, kawasan Menteng Dalam, Jakarta. Meskipun cuma sebentar belajar di sekolah itu, ada secuil kenangan sang presiden yang masih diingat oleh gurunya.

Waktu sekolah, Obama sangat menyukai pelajaran mengarang. Walaupun kata gurunya, untuk pelajaran bahasa Indonesia, Obama kecil kesulitan, karena lidahnya terbiasa pake bahasa Inggris.

Ketika ada pelajaran membuat karangan, Obama menuliskan IMPIAN-nya. "Saya ingin jadi presiden dan keliling-keliling", tiru gurunya sambil mengingat-ingat tulisan sang murid. Memang siy, kata gurunya, Obama kecil tidak spesifik menyebutkan dia ingin jadi presiden apa. Begitu pula dengan "keliling-keliling" itu maksudnya apa.

Nah, baru setelah Obama jadi presiden, sang guru paham, bahwa muridnya ingin jadi "presiden" sungguhan dan keliling dunia.

Kisah itu membuat tertegun. Benar yach ternyata, impian itu harus dituliskan. Obama sang presiden Amerika itu telah membuktikannya. Ia telah menyiapkan mimpi besarnya sejak masih kanak-kanak. Meskipun mungkin, ketika menuliskan cita-citanya dalam karangan, Obama tidak benar-benar bersungguh-sungguh ingin jadi pemimpin negara. Maklumlah, cita-cita semasa anak-anak seirng berubah-ubah.

Tapi impian adalah sebentuk pengharapan indah kepada Tuhan. Laksana doa yang dipanjatkan siang dan malam. Karangan Obama kecil adalah keinginan luar biasa.
Barangkali Obama tak pernah tahu, bahwa ketika ia menuliskan cita-citanya itu, "tangan" Tuhan bekerja. Obama mewujudkan mimpi kanak-kanaknya setelah berpuluh tahun kemudian.

Jangan pernah STOP bercita-cita, berkeinginan dan ber-MIMPI. Paulo Coelho pernah berkata, "Sesungguhnya ketika kita menginginkan sesuatu, seluruh alam berkolaborasi mewujudkannya!".


Salam Impian,

Inilah Rumah Kami: Yumminya Sarden Bumbu

Inilah Rumah Kami: Yumminya Sarden Bumbu

Yumminya Sarden Bumbu

...
Kuliner lagi makanan lagi. Ini kali cerita soal sarden bumbu. Iya, itu menu favorit kami selain cilok. Hehehehhe.

Sarden, makanan yang basic-nya ikan tuna atau tongkol-tongkolan yang dibumbuin saus, dikemas dalam kaleng itu, di tangan kami menjadi menu "ter-enak" saat lapar dan bosan menyantap makanan lainnya. Heheheheh.

Cuman sarden ala kami berbeda. Tidak langsung disantap begitu saja. Tapi melalui tahapan "pem-bumbuan" lagi. Sebagai pemula, bumbu andalan kami; Bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit, potongan tomat segar, gula dan garam plus sedikit kecap dan saus sambal botolan. Eitt,ada lagi! Kami biasa menambahkan daun jeruk purut dan potongan blimbing wuluh untuk "efek" rasa masam yang menggigit.

Bumbu itu di tumis dulu hingga harum, baru sardennya dituangkan ke dalam penggorengan. Selain aroma wangi yang ditimbulkan dari efek bawang-bawangan, bau segar juga tercium dari daun jeruk dan si limbing wuluh plus tomat.Taraaaaa! Jadilah sarden bumbu yang nikmat.
Enaknya disantap dengan nasi hangat dan snack merek Ipin & Upin,yang mirip dengan jajanan taro. Wuiih gulindang rasanya!

Mau coba?! Siapa tahu sarden bumbu dengan sentuhan cinta akan memuat selera makan anda jadi meningkat..Hehehehehe..

Salam bumbu cinta,

Menulis, Siapa Takut?


MENULIS, salah satu hobi yang bagi sebagian orang menyenangkan. Tapi banyak juga yang tidak menyukainya karena dianggap susah. Menuangkan kata demi kata menjadi rangkaian kalimat mengandung makna, butuh ketekunan dan kesabaran. Apalagi menuangkan gagasan agar dapat menginspirasinya.

Menulis, mudah dikatakan. Namun tidak mudah direalisasikan. Karena sesungguhnya ketika mulai menulis, kita telah menyampaikan isi hati kita. Apa yang kita tulis adalah cerminan diri kita. Sekaligus mewakili perasaan yang di dalamnya ada pengetahuan, wawasan dan pengalaman.

Menulis, dewasa ini menjadi alternatif profesi yang bila ditekuni akan menghasilkan financial menjanjikan. Apalagi banyak penerbitan yang membuka kesempatan bagi penulis untuk ”membukukan” tulisan-tulisannya.
Permasalahannya adalah, ketidakpercayaan diri kita untuk ”memublikasikan” tulisan yang kita buat; baik melalui media cetak, blog maupun buletin kampus. Ada keraguan yang hinggap, ”jangan-jangan” tulisan kita tidak layak untuk dibaca orang lain atau ketakutan ditertawakan pembaca. Hal-hal inilah yang semestinya diminimalkan atau bahkan dihilangkan sama sekali ketika kita sudah memiliki niat untuk menulis. Yakinlah! Apapun yang kita tulis akan memberikan manfaat bagi orang lain. Sekecil apapun itu.

Ketika mengampu kelas Public Relations, saya sampaikan pada peserta, memulai menulis itu mudah. Caranya? Ya dengan menulis. Lalu apa yang harus ditulis? Sebagai pemula, kita mulai saja dari hal-hal sederhana. Apa yang sedang kita alami, pengalaman dalam perjalanan atau bahkan kegundahan hati. Ya, seperti kita biasa curhat dalam diary.
Dalam menulis, kita buat mudah saja. Make it simple. Tidak usah terbebani harus merangkai kata dengan sajak layaknya pujangga. Atau menulis dengan bahasa koran. Mengalir saja. Seperti mata air yang jatuh dari puncak tebing. Gunakan bahasa yang membuat anda nyaman dan mudah dipahami. Lalu, berapa panjang tulisan yang kita buat? Buatlah sepanjang anda bisa.. Jangan membatasi ide dan inspirasi yang mengalir dalam pikiran anda.

Setelah selesai menulis, coba baca ulang kembali rangkaian kata demi kata yang anda buat. Pastikan, ketika anda membacanya merasa nyaman, tidak bosan dan menimbullkan penasaran lagi untuk membuat ”sekuel” atau lanjutan tulisan anda. Jika ketika anda baca tulisan anda merasa capek, bosan atau ”garing”, coba teliti pilihan kata yang anda gunakan. Gantilah kata-kata yang menurut anda terasa ”tidak nyambung” atau ”terlalu berat” dengan kata-kata yang baru dengan makna yang sama. Lalu, jika sudah, namun anda merasa kalimat-kalimat yang anda tulis membuat letih, coba periksa tanda baca yang digunakan. Jangan-jangan dalam satu (1) paragraf kalimat yang anda buat hanya ada satu titik saja, tanpa jeda.

Setelah diperbaiki, teliti kembali dan baca ulang lagi. Jika masih memungkinkan untuk menambahkan, mengganti atau mengembangkan lebih luas lagi tulisan yang anda buat. Mudah bukan? Nah, sebagai test drive, mintalah teman atau rekan anda untuk membaca tulisan dan memberikan komentar. Itu merupakan langkah pertama anda dalam memublikasikan tulisan.Lantas, saatnya gunakan keberanian anda untuk mengirimkan tulisan ke media cetak, buletin, media internal kampus atau perusahaan. Bisa juga anda posting ke blogs situs-situs pertemanan. Tidak usah malu atau ragu. Bersyukurlah jika ada yang mengomentari tulisan anda. Apapun komentar itu. Karena itu berarti, tulisan anda mendapatkan perhatian. Setiap komentar jadikan masukan untuk memerbaiki kualitas tulisan anda. Semakin sering anda menulis, kemampuan, intuisi dan ”rasa” anda akan semakin tajam dan terasah. Jangan lupa, perbanyak frekuensi membaca anda untuk menambah khazanah tulisan-tulisan anda.

Jadikan pula menulis sebagai salah satu agenda rutin yang anda merasa ”menyesal” bila sehari saja anda tak menggoreskan pena atau mengetik di PC anda. Jadikan menulis layaknya anda makan tiga (3) kali sehari jika memungkinkan. Seperti kekasih yang selalu kita sapa setiap apapun. Menjadikan menulis sebagai salah satu ibadah padaNYA, karena apa yang kita tulis mampu menginsipirasi orang lain.
Menulis? Siapa Takut?!



Tulisan ini juga diposting di www.teraskatacristal.multiply.com

Inilah Rumah Kami: Mewujudkan Legenda Hidup

Inilah Rumah Kami: Mewujudkan Legenda Hidup

Mewujudkan Legenda Hidup


”Mimpi dan kerja keras adalah pasangan hidup yang tak dapat dipisahkan untuk mewujudkan legenda hidup..” (Suminaring Prasojo, dalam novel Sang Pelopor karya Alang-Alang Timur)


Sebuah petikan yang sarat makna dan semakin mengukuhkan bahwa keberadaan kita di semesta ini adalah perjuangan untuk meraih keinginan. Untuk mencapai puncak mimpi, salah satu jalan yang ditempuh yakni dengan kerja keras. Bermimpi saja tanpa berupaya apapun, bagaikan pungguk merindukan bulan. Sayangnya, tak banyak orang yang sadar akan hal itu.

Kehidupannya lebih banyak diisi untuk hal-hal yang tidak berguna. Waktu yang diberikan Tuhan dihabiskan tanpa makna. Ketika apa yang diinginkan tidak tercapai, menyalahkan nasib.

Sebelum itu terjadi pada diri kita, ayo kita segera bangkit dan mewujudkan mimpi!! Me-manifestasikan harapan-harapan kita dalam karya nyata. Meng-kolaborasikan seluruh kekuatan yang kita miliki; Integritas diri, kemampuan komunikasi, keramahtamahan dan sikap pantang menyerah bersama doa yang tak henti kita baitkan pada sang pemilik kehidupan.

Memang, tidak mudah untuk mewujudkan keinginan kita. Jika tidak dilandasi keinginan dan semangat yang kuat. Tetapi sekali lagi, jika hati kita sudah berniat, maka apapun tak ada yang mampu menghalangi. Bahkan bila diibaratkan, meski petir menyambar, kita tidak akan surut selangkah. Mengingatkan pada semboyan sakti yang diucapkan para pejuang dari tanah Surabaya, ”Rawe-rawe rantas malang-malang putung.”

Untuk menuju niat dan semangat yang terjaga, hati dan pikiran kita seyogyanya ”bersih” dan penuh ikhlas. Bersih berarti tidak terkontaminasi keinginan-keinginan negatif dan selalu dilandasi kemauan untuk memberikan yang terbaik bagi diri sendiri dan manfaat bagi orang lain.

Selain itu, untuk menjaga konsistensi cita-cita kita, tak ada salahnya kita memilih lingkungan yang beratmosfer positif. Diakui atau tidak, komunitas yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik pula bagi kita. Bergaul dengan teman-teman yang saling menginspirasi dan memotivasi membuat semangat kita tak pernah redup. Bahkan jika memungkinkan untuk berkompetisi dalam mencapai keinginan. Tak ada salahnya dalam pertemanan maupun persahabatan, sekaligus saling bersaing untuk kemajuan kualitas hidup. Kompetisi disini berarti saling memberikan dukungan dan spirit untuk meraih keberhasilan.

Mimpi dan keinginan yang kita miliki sebaiknya selalu kita ingat dan ucapkan setiap saat. Kenapa? Agar cita-cita kita semakin mengkristal dalam kehidupan kita. Jangan pernah selangkah pun surut untuk mewujudkan semua harapan. Percayalah, bahwa apapun yang kita inginkan satu saat nanti akan tercapai. Selalu meyakinilah, bahwa Tuhan akan selalu menyertai siapapun yang memiliki harapan. Tunggulah, satu hari nanti kita akan menikmati perjuangan kita. Serta meyakini tidak ada perjuangan dan pengorbanan yang sia-sia di mata Tuhan.



Tulisan ini juga di posting di site www.teraskatacristal.multiply.com

Seperti Hatimu

....

Gemerlap malam, ketika itu
adalah hamparan berbunga
di mataku

Sebab tanganmu yang menyalakan lentera
lalu membawakan untuk menerangi

Ah,
Aku masih selalu menyimpan itu
mengingat segala rindu yang menjadikan cinta

Menjaganya, agar ia tak padam
sepertimu, hatimu...


Blogger Layouts by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Landscapes Design