Blog ini adalah "rumah" bagi kami untuk berbagi hati, dan ruang untuk "membebaskan" imajinasi dan tentu saja "travelling" kami menjejak setiap sudut semesta ini bersama larik-larik kata yang "dituliskan" oleh hati. Sebab kami percaya, "Segala hal yang bersumber dari Hati, dipancarkan dan dituliskan oleh Hati, akan selalu menyentuh Hati."
Melamunkan bening hatimu seperti menatap kemilau sungai Chao Phraya yang ditimpa matahari senja.
Kita pernah mengukirkan kisah pada langit Bangkok yang menawan. Satu hari nanti, engkau akan menjemputku dengan lusinan kembang sepatu. Kita pernah menggumamkan doa yang sama, tentang cinta yang merekah-rekah seperti kue kukus merona merah muda dan hijau.
Kerinduanku hadir lagi, pada pasir Pattaya, saat kau guratkan namaku sebagai pemilikmu.
Senja itu, masih terngiang di benakku Ketika bulan separuh di langit yang hampir terlipat oleh pekat Hatimu mendekat berjingkat Senyap, meski kutahu berdentuman perasaanmu Sama sepertiku
Masih saja kuhafal Ketika bibirmu melantun kata Kupahami sebagai permintaan indah ungkapan hatimu yang diterjemahkan sepasang matamu
... dan ketika hati kita meronta seperti hendak berkata-kata Aku terpaku dalam diammu yang bermakna
Percaya Mimpi=Percaya Keajaiban. Kok bisa ya? Jadi inget sebuah buku yang sangat menyentuh dan memprovakasi perasaan, dituliskan oleh Gede Prama, sang begawan cinta. Judul bukunya Percaya Cinta Percaya Keajaiban. Saking terkesannya dengan buku itu, sampai detik ini saya selalu terngiang-ngiang isinya. So, tiba-tiba saja malam ini saya ingin bicara mimpi dan keajaiban.
Saya yakin, semua orang punya impian. Meskipun di tengah perjalanan, ada yang memutuskan untuk berhenti bermimpi. Mungkin karena capek, mimpi-mimpinya tak menjadi kenyataan. Atau malas bermimpi karena dianggap buang-buang pikiran. Hmmm...
Teringat salah satu chapter dalam Percaya Cinta Percaya Keajaiban, Gede Prama mengisahkan, betapa di masa kanak-kanaknya dulu, sang ayah, seringkali menggendong Prama kecil di punggungnya. Dituturkan, sang bapak, yang tak sempat mengenyam pendidikan tinggi, sering menambahkan gelar Sarjana Hukum dibelakang nama Prama. Gede Prama Sarjana Hukum. Nama itu terus diulang-ulang oleh sang bapak, tiap mereka main bersama.
Prama kecil belum terlalu paham apa maksud sang bapak memanggilnya dengan nama itu. kelak, suatu hari, Prama mulai menyadari, bahwa ternyata itu adalah impian sang ayah yang ingin anaknya menyandang gelar terhormat. Melebihi ayahnya. Impian itu dibuktikan Prama. Berkat kegigihan dan keyakinannya, Prama mampu mewujudkan harapan ayahnya, sekian tahun kemudian.
Tidak ada impian yang tidak akan menjadi kenyataan. Jadi terkenang dengan ucapan Paulo Coelho, bahwa ketika kita menginginkan sesuatu, sesungguhnya, semesta berkolaborasi mewujudkannya.
Bermimpi itu mudah, namun tak banyak orang yang berani bermimpi dengan sejuta alasan. Mungkin malu ditertawakan orang karena mimpinya dianggap terlalu "berani", tidak sesuai dengan kondisi hidupnya saat ini, atau karena memang tak punya impian.
Padahal, impian sebenarnya doa dan motivasi. Ketika seseorang berani bermimpi, sudah pasti, apa yang ia lakukan tidak lain sebuah upaya untuk meraih impiannya. Meskipun usaha yang dilakukan tidak nampak atau tidak terlihat oleh orang lain.
Jangan pernah meremehkan impian, sekecil apapun itu. Karena segala sesuatu yang besar, semua berawal dari yang mungil.
Mari kita bermimpi dan percaya, bahwa dalam perjalanan meraih impian itu, kita akan dipertemukan dan menemukan keajaiban. Yakin!
Small City, with onewho make me so completely, November 18, 2009
Kemanapun Engkau membawaku, Ya Tuhan, kuyakin terbaik bagiku.
Kemanapun Engkau tuntun langkah danketika Kau gerakkan hatiku melakukan sesuatu, kupercaya, itu terbaik untukku, menurut-MU.
Bahkan ketika Kau tumbuhkan impian-impianku, kupercaya satu saat nanti Kau akan memberikan tangga untukku meraihnya. Sebab kupercaya Ilahi, tiada harapan Engkau semaikan pada benak seorang pun tanpa Kau anugrahi keyakinan dan jalan untuk mencapainya.
Maka, kuyakini, ini hanyalah soal waktu. Seperti Engkau bisikkan pada malam-malam panjangku melalui malaikat-Mu yang berada di setiap sisi hidupku. Agar kutak henti berharap dan berusaha dengan kesabaran yang tak pupus dan letih, meski untuk itu aku harus bersabar dengan semua keinginanku.
Kupercaya Tuhan, jika setiap langkah yang kulakukan, ada mau-Mu di sana. Maka, senantiasa genggam hatiku, agar tak henti mengingat-Mu. Dalam segala.
Kuteguh pada-MU Tuhan, segala kehendak-MU terindah bagiku. Semoga tak henti nafas-MU di jantungku, Ilahi. Amiin..(yeti)
Hati, sumber dari segala inspirasi. Ah! Benarkah? Setidaknya, hati dapat berkata jujur, meskipun acapkali tak terungkapkan. Ia tersembunyi dalam kata-kata yang menjelmakan ketulusan dan kesungguhan.
Melukiskan hati itu memang tidak mudah. Bahkan, rumit pula, seperti apa bentuknya? Dan sejuta pertanyaan lain. Semuanya tidak memerlukan jawaban. Hanya keyakinan saja, bahwa dalam diri ini ada sebentuk hati yang dipenuhi kejujuran. Maka, jangan pernah sekalipun melupakan "hati" dalam setiap bersikap dan bertindak.
Finally, kami punya blog juga. Blog milik berdua, bukan dunia milik berdua lho ya..Hehehehe..;p. Tapi sebelum saling berbagi; diskusi, sharing, rumpi, atau ketawa-tawa and sedih, kita kenalan dulu ya..
Mulanya dari hati, jadi pilihan nama untuk blog kami, ilhamnya tiba-tiba saja muncul, ketika "berduaan" dengan kompie. Bertiga ding dengan Mas Tri. Hehehehe.
Mulanya dari hati, hmmm, maksudnya sederhana, segala sesuatu bersumber dari hati. Harapannya juga enggak muluk, mengutip fatwa pujangga, cie, segala sesuatu yang bermula dari hati, akan selalu menyentuh hati. Semoga.
Blog ini juga diciptakan untuk menjembatani hati kami dalam suasana apapun. Hati pengunjung juga yach... Sesuai judulnya Inilahrumahkami. so, selamat datang di rumah kami, anggap saja rumah sendiri, dan mari kita berbagi hati!