Senin, 22 Maret 2010

Inilah Rumah Kami: Yuk Cerdas Dalam Berteknologi!

Inilah Rumah Kami: Yuk Cerdas Dalam Berteknologi!

Yuk Cerdas Dalam Berteknologi!

KIAN maraknya penyalahgunaan teknologi informasi, khususnya penggunaan facebook (fb) akhir-akhir ini semakin memerihatinkan. Mulai dari penipuan bermodus bisnis, “penculikan” anak gadis oleh teman facebook-nya serta penghinaan terhadap orang lain. Ini menjadi potret buram dalam “hiruk pikuk” penggunaan internet sebagai implikasi dari kemajuan teknologi.
Tak dapat dipungkiri, kemajuan zaman membawa perubahan besar bagi kehidupan umat manusia. Dunia seolah-olah kecil dan dapat dijangkau dengan mudah. Ini selaras dengan apa yang pernah diramalkan oleh pakar komunikasi Mc Luhan melalui konsep global village. Dimana semua orang di seluruh dunia dapat saling terhubung satu sama lain dengan teknologi. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi kendala. Ibaratnya, seseorang dengan teknologi mampu mengelilingi dunia tanpa beranjak dari tempat duduknya di depan komputer.
Dahsyatnya perkembangan teknologi komunikasi juga mulai menggeser pola komunikasi dalam sebuah komunitas; baik di dalam keluarga maupun masyarakat. Bukan pemandangan aneh bila di sebuah keluarga, masing-masing anggota keluarga sibuk dengan gadget-nya; Ayah “serius” chatting, anak-anak pun sibuk online melalui handphone, sang ibu pun tak mau kalah. Mereka yang tadinya setiap hari meluangkan waktu untuk “ngobrol”, kini sudah tidak sempat lagi. Peran itu digantikan oleh kehadiran teknologi. Mereka saling menyapa, dan bertukar pesan melalui facebook maupun yahoo messenger. Terdengar aneh rasanya. Tapi menjadi keniscayaan kini di tengah hiruk pikuknya kemajuan teknologi. Penggunaan perangkat teknologi sudah menjadi bagian dari “gaya hidup” manusia modern.
Untuk berkomunikasi tidak lagi meluangkan waktu khusus untuk bertatap muka face to face. Cukup dengan piranti elektronik, maka kebutuhan komunikasi terpenuhi. Ini sah-sah saja. Pada dasarnya, teknologi diciptakan untuk memermudah kehidupan manusia. Di samping “melenyapkan” jarak dan waktu. Orang tidak perlu lagi keluar kantor atau rumah untuk bertemu dengan relasi bisnis maupun keluarga yang tinggal berjauhan. Namun tetap saling update informasi.
Hal ini memungkinkan, karena dukungan penyedia perangkat teknologi; Computer, handphone dan lainnya yang terus berlomba untuk “mem-produksi” hardware terbaru. Semua berkompetisi untuk mengeluarkan beragam item model gadget dengan fitur-fitur canggih. Hampir setiap hari media massa meng-iklankan produk berteknologi tinggi itu.
Bagi kehidupan modern yang serba cepat ini, “perang” teknologi ini menguntungkan baik bagi produsen maupun konsumen. Penjualan gadget laris manis bak kacang goreng, mulai dari harga ratusan ribu hingga jutaan. Konsumen pun seolah tidak “eman-eman” untuk mengeluarkan uang demi mendapatkan produk impian.
Sayangnya, di sisi lain, ini tidak diimbangi dengan penggunaan teknologi secara “cerdas” atau dengan kata lain “tepat guna”. Teknologi digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat; Searching film-film porno di internet, menyebarkan gambar dan tulisan yang tidak menyenangkan orang lain, bahkan prostitusi terselubung seperti yang terjadi di Jakarta dan Surabaya melalui fb. Sebentuk anomali dalam pemanfaaatan teknologi yang mestinya tidak perlu terjadi, jika benar-benar memahami tujuan perangkat tekonologi diciptakan. Memprihatinkan!
Pengguna fb pun tidak terbatas anak muda saja tapi juga pegawai dan pekerja kantoran. Di sela-sela aktivitas belajar dan bekerja, mereka menyempatkan waktu untuk “curi-curi” waktu ber-fb ria. Tidak heran, banyak kantor dan perusahaan yang akhirnya mem-blokir akses fb di perusahaannya, karena banyak pekerjanya yang saking asyiknya main fb, melalaikan tanggungjawabnya. Sehingga mengurangi produktivitas dan kinerja pekerja serta tentu saja pemborosan waktu. Begitu juga pelajar dan mahasiswa, lebih memilih “fb-an” daripada mengerjakan tugas belajar.
Memang, kita tidak menutup mata jika kehadiran teknologi satu ini membawa “revolusi” dalam pola interaksi manusia. Melalui fb, kita dapat menjalin pertemanan dengan teman-teman baru. Bahkan “menemukan” kembali kawan-kawan lama yang telah “menghilang” dari kehidupan kita. Melalui media ini, kita juga dapat bertukar informasi dan promosi bisnis secara gratis.
Ada cara bagi user fb untuk menggunakan fasilitas ini dengan tepat guna. Bagi para pelajar dan mahasiswa, bergabung dengan club-club yang “edukatif”; Klub pecinta buku, klub sastra maupun pecinta tokoh dapat menjadi pilihan cerdas dalam ber-facebook. Tidak hanya sekedar hunting teman, tapi juga menambah wawasan dan ilmu.
Fitur-fitur pendukung dalam fb, seperti notes juga dapat dimanfaatkan secara positif. User fb dapat menggunakannya untuk memublikasikan tulisan-tulisannya. Tentu saja tulisan yang bernilai positif dan membawa manfaat baik diri sendiri maupun orang lain. Ini akan membawa nilai tersendiri bagi pemakai fb. Setidaknya “isi” akun fb-nya dapat dijadikan referensi bagi pengguna fb lainnya.


Pemanfaatan fasilitas dalam fb ini dapat menjadi “ruang” untuk berkarya dan berekspresi. Tentu saja tetap dengan menjunjung etika dan sopan santun dalam berkomunikasi. Tulisan maupun foto yang “diunggah” tidak menyinggung pribadi maupun golongan serta bukan ajakan atau provokasi tidak menyenangkan.
Disadari atau tidak, ketika memilih untuk berkomunikasi dengan teknologi, sebenarnya kita bukan lantas dapat melakukan dengan bebas dan tanpa batas. Namun, tetap dengan menjunjung asas tanggung jawab. Apa yang kita publikasikan melalui fb akan “menunjukkan” siapa diri kita sebenarnya. Jadi jangan meremehkan hal ini!
Menggunakan teknologi secara ‘beradab” juga secara tidak langsung kita cerdas dalam berteknologi. Bahwa teknologi diciptakan untuk memudahkan kehidupan, memersingkat jarak dan waktu serta untuk kepentingan ekonomi. Jadi mulai saat ini, pastikan setiap aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan teknologi beserta pirantinya, memiliki nilai manfaat tinggi. Sehingga waktu yang kita alokasikan untuk “bermain-main” dengan teknologi tidak terbuang sia-sia.

*Yeti Kartikasari, penulis lepas dan pemerhati pendidikan.

Sabtu, 20 Maret 2010

With baby's

Carrousel


20 Maret 2010,

Adalah saya yang sejak cukup lama memendam keinginan untuk naik Carrousel. Ingin berputar-putar mengikuti komidi putar. Saya simpan rasa ingin itu menjadi rindu dendam. Aha!

Hingga senja tadi, ingin itu menjadi kenyataan. Menikmati malam minggu, sekali-kali, uhui! Maka naik carrousel menjadi pilihan. Bersama my luvely disertai Rania, maka kami naik komidi putar di The Taman Dayu.

Putaran pertama masih biasa saja. Tapi begitu putaran kedua dan seterusnya, kok kepala saya jadi nyut-nyutan ya? Hehehhehe. Mencoba bertahan, mengingat sejak lama saya ingin sekali "berkomidi putar". Ingatan kembali terbang pada telenovela, 15 tahun silam, kisah ibu guru taman kanak-kanak, Ibu Shimena dengan murid-muridnya yang lucu dan pintar dalam drama apik bertajuk "Carrousel".

Ah! Akhirnya keinginan saya terlampiaskan. Berkomidi putar. Sungguh menyenangkan.

Thank's luvely how so swet ur luv..

Rabu, 17 Maret 2010

Menulis lagi, Naik kereta, Menjadi Mama dsb..

17 Maret 2010,

Berasa lama tidak memerindah rumah, hiks, hampir dua pekan? Waw! Selama itukah? Dua pekan lalu memang sibuk-sibuknya; Sibuk jalan-jalan, sibuk berinspirasi, sibuk rumpi di dunia nyata, ini-itu dan yang lain-lainnya. Hmmmm..

Saat buka-buka status temen,wits...lagi-lagi punya Kaka yang jadi inspirasi, seperti mengingatkan saya untuk menulis lagi. Hampir sama rupanya yang saya atau dia lakukan. bedanya, saya tidak jahit atau bikin pernak-pernik seperti Kaka. Hehehehe.

Saya baca-baca lagi buku-buku motivasi, buku tentang blog, juga menulis, tapi tidak diposting. Hanya untuk catatan pribadi saja.

Saya sempatkan juga jalan-jalan naik kereta api hingga ke malang, sembari momong dua bocah. Mencoba merasakan kerepotan menjadi seorang ibunda. Lumayanlah, perjalanan pendek dua jam dari Bangil-Malang mengingatkan saya pada kenangan manis saat kali pertama diajak Papa dan Mama naik kereta apiketika balita. Memulangkan lagi pada memori ketika masa ABG bersama kembaran dan sahabat, kami naik kereta api hingga Tulungagung. Petualangan kecil yang tidak akan terlupakan.

Terkenang juga 11 tahun lalu, naik kereta api bisnis dari Banyuwangi hingga Surabaya bersama teman-teman muda peserta Bintal Juang Remaja Bahari kontingen Bali, sebelum akhirnya kami melayari laut Jawa hingga selat lombok dan Bali.

Jadi teringat lagi perjalanan naik kereta dari Jogja hingga Sidoarjo semasa kuliah dulu, dan tentu saja naik kereta api dari Jogja ke Solo. Hmmm...

Tiba-tiba terbersit keinginan yang sempat tercetus belasan tahun lalu. Saya ingin merasakan naik shinkanzen, kereta api cepat yang hanya ada di Jepang sana. Kereta yang lajunya bagai meteor dan melintasi kaki Fuji Yama yang gagah. Suatu haru nanti, saya pasti kesana. Tidak sendiri, tapi bersama dia dan anak-anak kami. Semoga.

Senja saat Hujan menumpahkan emosinya yang indah, 17 Maret 2010

Senin, 08 Maret 2010

Rindu

Terlalu rindu
Seperti itu ujarmu yang kudengar
seperti bunyi tetes air menyentuh gelas, berdenting memanggil-manggil

Selalu saja ada rindu
Meski selalu saja tertunai
tak cukup larik-larik kata
tapi juga senyum dan sorot matamu

ah, selalu saja
Rindu ini mengetuk-ngetuk
seperti hujan yang jatuh di teras rumahku
seperti kecipak ikan di kolam mungil itu

rindu, rindu selalu
aku rindu..

hanya rindu.


Blogger Layouts by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Landscapes Design